Sore ini, saya jatuh pada keharuan dan kebanggaan yang tak terkatakan. Mata saya merebak basah namun senyum saya mengembang. Dengan tenggorokan sakit, saya berkali-kali mengangkat tangan dan bertepuk pada setiap akhir penampilan mereka.
Lima anak muda itu sedang membawakan sebuah lagu. Rio, memainkan keyboard. Dia adalah alumni S1 dan S2 PLB Unesa. Eka Christian memegang biola, berdiri di sebelah Anggi, yang sedang menyanyi bersama Agus. Eka adalah mahasiswa S1 Pendidikan Sendratasik angkatan 2012. Sedangkan Anggi adalah alumni S1 PLB, baru saja lulus dan akan mengikuti wisuda pada 30 Juni nanti. Agus juga mahasiswa PLB.
Anggi dan Agus bersuara merdu. Meski suara mereka mungkin tidak terlalu istimewa dibandingkan dengan suara para penyanyi di X-Factor atau di Indonesian Idol, tapi di mata saya, keduanya begitu memukau.
Penjiwaan mereka pada lagu yang mereka nyanyikan begitu total. Suara merdu mereka seperti keluar dari lubuk hati, bergetar-getar, sekaligus juga menggetarkan siapa pun yang mendengarkan. Benar-benar keluar dari lubuk hati. Menyentuh kalbu.
Anggi dan Agus menyenandungkan ‘Jangan Menyerah’ milik D’masiv. Diiringi Rio dan Eka. Sedang di ujung paling kiri, Alfand, anak remaja ngganteng itu, sedang menggerak-gerakkan tangannya, mengekspresikan setiap bait lagu itu, dipandu dengan gurunya, yang duduk di kursi di depan panggung.
‘Tak ada manusia
Yang terlahir sempurna
Jangan kau sesali
Sgala yang telah terjadi
Yang terlahir sempurna
Jangan kau sesali
Sgala yang telah terjadi
Kita pasti pernah
Dapatkan cobaan yang berat
Seakan hidup ini
Tak ada artinya lagi
Dapatkan cobaan yang berat
Seakan hidup ini
Tak ada artinya lagi
Syukuri apa yang ada
Hidup adalah anugerah
Tetap jalani hidup ini
Melakukan yang terbaik…’
Hidup adalah anugerah
Tetap jalani hidup ini
Melakukan yang terbaik…’
Saya melihat semuanya nyaris tanpa berkedip. Rio, Eka, Anggi dan Agus, adalah anak-anak tuna netra, sedangkan Alfand adalah tuna rungu. Mereka berkolaborasi membawakan sebuah lagu.
Sore ini mereka sedang berlatih untuk mempersiapkan penampilan besok pagi. Untuk dipersembahkan pada Mendikbud yang akan datang ke Gedung Program PPG, dalam rangka Peresmian Gedung PPPG dan Sosialisasi Kurikulum 2013.
Acara yang dihelat di Auditorium di lantai sembilan ini akan dihadiri oleh sekitar 600 undangan. Mereka adalah mahasiswa PPG, dosen, mahasiswa S2, S3, dan tentu saja, jajaran pimpinan, anggota senat, dan undangan lain. Termasuk Ketua LPMP Jawa Timur, Kepala Dinas Pendidikan Provinsi, kota dan kabupaten di Jawa Timur, juga para mitra Unesa.
Rio dan kawan-kawan berlatih dengan didampingi orang tua masing-masing. Anak-anak hebat, dengan para orang tua yang hebat.
Pak Yoyok, dosen PGSD, adalah pelatih mereka. Entah kenapa, kekaguman saya pada sahabat saya yang satu ini tidak habis-habis. Komitmennya, kepeduliannya, ketulusannya, kesetikawanannya, juga kelihaiannya bermain musik, mengagumkan siapa saja yang mengenalnya.
Saya menikmati sajian yang luar biasa di depan saya sore menjelang senja hari ini: tidak hanya anak-anak hebat dengan orang tua yang hebat, tetapi juga guru-guru yang hebat. Mereka seolah membentuk sebuah orkestra kehidupan. Begitu merdu sekaligus mengharukan. Menyadarkan kita semua betapa Maha Adilnya Sang Pencipta, yang telah membuat setiap orang memiliki keistimewaan, siapa pun mereka. Dengan segala kelebihan dan kekurangan masing-masing. Namun dengan kebersamaan, saling menghargai, saling melengkapi, orkestra kehidupan ini menjadi begitu indah.
Selain tampil bersama, beberapa dari mereka juga tampil solo. Anggi memainkan organ sambil menyenandungkan ‘I Believe I Can Fly’-nya R Kelly. Suara gadis itu mengalun sangat indah. Memenuhi setiap sudut ruangan. Membuat sebagian orang di dalam ruangan itu rela menghentikan aktivitasnya, untuk sejenak membiarkan diri larut menikmati suara Anggi yang menggetarkan.
“I believe I can fly
I believe I can touch the sky
I think about it every night and day
Spread my wings and fly away
I believe I can soar
I see me running through that open door
I believe I can fly….”
I believe I can touch the sky
I think about it every night and day
Spread my wings and fly away
I believe I can soar
I see me running through that open door
I believe I can fly….”
Tak ayal, tenggorokan saya sakit lagi mendengar senandungnya. Saya pikir hanya saya yang merasakan kegetiran itu. Ternyata, pak Yoyok, tiba-tiba mendekat dan berbisik…’Sesak dadaku, bu…’. Bahkan dia saja yang sudah begitu sering bergaul dengan anak-anak itu selalu diliputi keharuan setiap kali melihat penampilan mereka.
Sore ini saya berbincang dengan beberapa ibu yang luar biasa kuat dan tabah itu. Bercanda dengan anak-anak yang sangat mengispirasi itu. Hanya mereka yang istimewa yang terpilih sebagai orang tua istimewa, dengan anak-anak yang istimewa pula.
Syukuri apa yang ada
Hidup adalah anugerah….
Hidup adalah anugerah….
Auditorium PPPG, Kampus Unesa Lidah Wetan, Surabaya, 16.30 WIB.
Wassalam,
LN
LN
1 komentar
Wah thx atas upload beritanya ya bu.. btw berita yang sabtunya ko g sekalian ya bu? atau saya belum ketemu soalnya baru iseng cari beritanya via google.. Rio tunet alumni Unesa...
Posting Komentar
Silakan tulis tanggapan Anda di sini, dan terima kasih atas atensi Anda...