Pages

Minggu, 05 Januari 2014

MAS yang Syahdu

Siapa yang tidak kenal Masjid Nasional Al Akbar Surabaya? Hampir semua orang Surabaya atau bahkan masyarakat Jawa Timur pasti mengenalnya. Masjid ini bahkan sudah terkenal di seantero Nusantara dan mungkin juga di seluruh dunia (pede aja lagee...hehe).
Masjid yang biasanya disebut sebagai Masjid Agung Surabaya (MAS) ini, konon terbesar kedua (setelah Masjid Istiqlal di Jakarta). 

MAS posisinya berada di samping Jalan Tol Surabaya-Porong. Kalau Anda lewat jalan tol tersebut, Anda akan melihat kemegahan MAS. Ciri yang mudah dilihat adalah kubahnya yang besar didampingi 4 kubah kecil yang berwarna biru, serta memiliki satu menara. Menara MAS tingginya 99 meter. Ya, seratus kurang satu. Nggak percaya? Ukur sendiri sono...

Menurut sejarahnya, MAS dibangun sejak tanggal 4 Agustus 1995, atas gagasan Walikota Surabaya saat itu, yaitu H. Soenarto Soemoprawiro. Pembangunan masjid ditandai dengan peletakan batu pertama oleh Wakil Presiden RI Try Sutrisno. Namun karena setelah itu terjadi krisis moneter, pembangunan masjid sementara dihentikan. 

Pada tahun 1999, masjid ini dibangun lagi dan berhasil diselesaikan tahun 2001. Selanjutnya, MAS diresmikan oleh Presiden RI pada saat itu, yaitu KH. Abdurrahman Wahid, pada 10 November 2000. 

Menurut Wikipedia, secara fisik, luas bangunan dan fasilitas penunjang MAS adalah 22.300 meter persegi, dengan rincian panjang 147 meter dan lebar 128 meter. Bentuk atap MAS terdiri dari 1 kubah besar yang didukung 4 kubah kecil berbentuk limasan serta 1 menara. Keunikan bentuk kubah MAS ini terletak pada bentuk kubah yang hampir menyerupai setengah telur dengan 1,5 layer yang memiliki tinggi sekitar 27 meter. Untuk menutup kubah, dipergunakan sebuah produk yang juga digunakan di beberapa masjid raya seperti Masjid Raya Selangor di Syah Alam (Malaysia). Ciri lain dari masjid raksasa ini adalah pintu masuk ke dalam ruangan masjid tinggi dan besar, dan mihrabnya adalah mihrab masjid terbesar di Indonesia.

Nah, keren kan? Namun bukan hanya itu yang membuat MAS menarik. Datanglah di pagi hari, hari apa saja. Anda akan melihat ada banyak orang di sana. Kebanyakan berolah raga. Jalan-jalan, lari-lari, atau bersepeda mengitari MAS. Ada juga senam pagi yang secara teratur dilakukan di halaman MAS. Tapi jangan bayangkan senam yang neko-neko ya, misalnya dengan iringan musik ingar-bingar dan pelatih serta para peserta senam yang berpakaian ketat plus seksi. Oh, no way.... Ini masjid, sodara-sodara. Jadi pelatih senamnya berpakaian sopan meski berada di atas panggung, mereka adalah wanita berhijab. Para pesertanya, laki-perempuan, juga berbusana sopan (berarti busana ketat itu tidak sopan ya? Hehe....tahulah....). Sebagian besar peserta senam yang wanita juga berhijab. Dan, juga, yang perlu dicatat, kebanyakan dari mereka sudah mature....

Selain orang-orang yang sedang berolah raga, juga ada para penjual makanan. Yang selalu ada adalah penjual siomay, batagor, pentol, saridele dan semanggi. Ya, semanggi, makanan khas Surabaya itu. Jadi jangan pernah merasa kesulitan mendapatkan makanan yang berbahan dasar daun semanggi dan kecambah panjang itu ya. Makanan tradisional asli Surabaya yang pada waktu dulu sempat langka, serta hanya dijual oleh para ibu manula yang kesannya kurang higienis itu, sekarang dapat mudah ditemui di sekitar MAS. Setiap pagi, setiap hari. Yang jual tetap ibu-ibu, tapi ibu-ibu yang masih belum manula, bersih, dan cantik. Penyajiannya pun lebih higienis. Sepincuk semanggi, lengkap dengan dua buah krupuk pulinya yang lebar-lebar itu, cukuplah menjadi sarapan yang sehat. Kalau kurang kenyang, bisa minta pakai lontong. Penutupnya, sebungkus dua bungkus saridele hangat. Maknyusss.....

Bagaimana dengan hari Minggu pagi? Wow, tentu bukan rahasia lagi kalau MAS menjadi semakin menarik. Tidak hanya bagi para penyuka jalan sehat, jogging dan pesepeda. Anda akan melihat di banyak tempat, orang bermain bola dan badminton. Maka di angkasa (waduh, kayaknya tinggi banget gitu ya?), puluhan bola bulat dan bola berbulu beterbangan. Asyik banget gitu ngelihatnya.

Di sebuah lapangan yang khusus disediakan untuk para pedagang kaki lima, posisinya di seberang MAS, Anda juga bisa mendapatkan apa saja yang Anda cari. Mulai dari berbagai makanan siap santap, buah-buahan, bahan kebutuhan sehari-hari, baju, payung, mainan anak-anak, barang-barang kerajinan, sampai barang elektronik, apa saja ada. Komplit. Kerudung, daster, kaus, celana panjang, celana pendek, celana dalam, BH....hehe, ada semua. Kosmetik, sabun cuci, kapur barus, peniti, lem tikus, benang, jarum, gunting, sisir, seterika.... 

Anda juga akan dimanjakan dengan berbagai hiburan di sekeliling MAS. Mau kereta kelinci, ada. Mau naik kereta kuda atau andong, siap. Bahkan mau naik kuda, juga ada. Kuda beneran lho, bukan kuda-kudaan dari kayu atau kuda di komedi putar. Kuda beneran, tentu saja dengan dipandu pemiliknya. Ya, persis seperti kuda-kuda di Bromo itu. Oya, ada juga persewaan sepeda yang mirip skateboard tapi pakai kemudi itu (saya lupa namanya). Dan juga, tentu saja, makanan: siomay, batagor, soto ayam Lamongan, soto daging Madura, pentol, bakso, lumpia, semanggi, nasi krawu, pecel pincuk, bahkan sampai kerak telur. Ya, makanan khas Betawi itu, ada juga lho di sini...

Tidak heran kalau MAS menjadi tempat favorit banyak orang, tua-muda, laki-perempuan. Tempatnya yang jauh dari keramaian (maksudnya tidak di tengah kota), namun mudah untuk mengaksesnya (bisa dicapai dari berbagai penjuru mata angin), dengan berbagai fasilitas dan makanan yang terjangkau kantong kebanyakan orang,  
MAS bisa menjadi alternatif pilihan bagi Anda yang suka berolah raga sambil memanjakan perut. 

Tapi suasana istimewa yang akan membuat MAS menjadi lain daripada yang lain adalah saat usai salat subuh. Anda bisa mendengarkan dengan jelas kuliah subuh atau alunan ayat-ayat suci Al Quran, yang bersumber dari dalam masjid megah itu, sementara Anda jogging. Di bawah temaram lampu dan pagi yang masih redup, yang kadang diselimuti kabut tipis. Syahdu.  

Bagi Anda yang belum pernah menikmati kesyahduan MAS pada dini hari, saya sarankan, jangan coba-coba. Bener, jangan coba-coba. Ya. Karena kalau Anda datang, apa lagi beramai-ramai, dini hari di MAS akan kehilangan kesyahduannya. Anda semua akan merusak suasana yang dirindukan banyak orang itu.  Sayang dong... 

Jadi, jangan datang ya, jangan datang ya....
Bener lho...


Surabaya, 5 Januari 2013

Wassalam,
LN

0 komentar

Posting Komentar

Silakan tulis tanggapan Anda di sini, dan terima kasih atas atensi Anda...