Pages

Minggu, 05 Januari 2014

Olah Raga Itu Menyehatkan

Kalau membaca judul itu, pasti orang akan berkomentar: 
"sopo sing gak weruh lek olah raga itu menyehatkan?" Ya, semua juga tahu itu. Mulai anak usia play-group sampai para manula. Laki perempuan, kaya miskin.

Sebenarnya judul itu hanya untuk meyakinkan diri saya sendiri. Pasalnya, beberapa waktu belakangan ini, saya sangat tidak mementingkan olah raga. Bukannya tidak mementingkan dalam arti menganggap olah raga itu tidak penting, bukan itu. Saya kurang atau bahkan tidak menganggapnya prioritas sehingga olah raga sak-kobere. Kalau pekerjaan menumpuk atau agenda kegiatan padat, saya nyaris tidak pernah berolah raga. Apalagi kalau sudah koreksian segunung dan naskah-naskah skripsi, tesis atau disertasi memenuhi meja saya. Boro-boro berolah raga. Lihat tumpukan kertas itu saja rasanya sudah eneg...hehe. Makanya daripada eneg, mending segera diberesi. Olah raga ntar saja....

Tapi setelah saya pikir-pikir, saya seperti merusak hidup saya sendiri kalau saya meninggalkan olah raga. Buktinya, sejak saya tidak bisa, atau lebih tepatnya tidak mau menyempatkan diri berolah raga, tubuh saya jadi gampang loyo, terasa kaku-kaku, kurang bersemangat. Juga gampang sakit, terutama flu dan gebres-gebres. Saya pikir-pikir lagi, kalau saya terus-teruskan kemalasan saya berolah raga ini, saya sedang mendholimi diri saya sendiri, karena tidak memberinya kesempatan untuk menghirup segarnya udara pagi, mengisi penuh paru-paru dengan hawa yang bersih, dan memacu jantung untuk berlatih agar tetap kuat. 

Nah, setelah saya pikir-pikir lagi, nuruti gawean nggak ada habisnya. Nuruti gawean nggak akan sempat berolah raga. Saya harus merubah pola pikir. Olah raga harus menjadi salah satu prioritas. Apa pun yang terjadi, harus bisa menyempatkan diri berolah raga. Setiap hari. Harus. Urusan koreksian, masak, bersih-bersih rumah, baca naskah, menulis....atur belakangan.

Sebenarnya olah raga macam apa sih yang saya inginkan? Ya, bersepeda. Cuma bersepeda. Bukan olah raga yang aneh-aneh. Panjat tebing atau menyelam misalnya. Wong sepedaan ae kok cik uwangele nyempatne.....

Syukurlah, dalam waktu sekitar dua mingguan ini, saya sudah mulai rutin bersepeda. Setiap pagi. Tiga puluh menit sampai satu jam. Berangkat selepas salat subuh, sama mas Ayik. Ke mana lagi kalau bukan ke Masjid Agung. Itu memang tempat favorit kami. Cukuplah tiga sampai lima putaran mengelilingi masjid megah itu, terus pulang.

Pulang. Tapi, nanti dulu. 
Acara sarapan harus aman sentausa lahir dan batin. Ada banyak pilihan di Masjid Agung dan sekitarnya. Siomay, semanggi, nasi pecel, nasi soto, nasi campur, bubur ayam... Demi stabilitas nasional, maka ketika pulang, kami harus sudah bawa makanan. Tidak ada waktu untuk memasak. Saatnya berbenah untuk berangkat kerja. Ya, memang hidup adalah pilihan. Kalau mau punya waktu untuk bersepeda, maka masak untuk makan pagi terpaksa seringkali dikorbankan. No problem. Akeh bakul...hehe.

Ternyata eh ternyata, olah raga itu benar-benar menyehatkan. Saya merasa lebih bersemangat setiap bangun tidur, lebih bersemangat beraktivitas seharian. Jarang kena flu, jarang pegal-pegal. Gebres-gebresnya juga banyak berkurang.

Ternyata eh ternyata, menurut hasil penelitian, olah raga pagi itu bisa mengurangi lelah. Seorang peneliti dari Universitas Georgia yang pada tahun 2008 melakukan studi, menemukan bahwa orang yang melakukan jogging sekitar 20 menit tiga kali dalam sehari mengalami peningkatan level energi sampai 65 persen. Nah, meski pun saya hanya berolah raga sekali sehari, efek positifnya sudah bisa saya rasakan. Ndahnea lek tiga kali sehari secara teratur. Wah....pasti semakin gak kober nyambut gawe haha....

Jogging juga dapat menyehatkan jantung karena akan meningkatkan detaknya dan mendorong paru-paru bekerja maksimal. Selain itu, jogging juga akan menguatkan seluruh otot tubuh, mengurangi risiko penyakit jantung, menurunkan tekanan darah dan kolesterol, bahkan mencegah diabetes. Konon, tubuh yang mengeluarkan keringat (dalam batas yang wajar) akan terjaga dari penyakit-penyakit yang disebabkan oleh lemak makanan dan semacamnya. 

Ternyata eh ternyata, olah raga juga ada hubungannya dengan kedisiplinan. Ya, untuk bisa rutin berolah raga, butuh kedisiplinan. Dengan berdisiplin berolah raga, maka kita akan terbiasa berdisiplin untuk hal lain. Begitu kira-kira.

Jadi, mari kita memasyarakatkan olah raga dan mengolah ragakan masyarakat. Men sana en corpore sano....


Tanggulangin, 5 Januari 2013

Wassalam,
LN

2 komentar

Anonim

Olah raga penting..... Bu Prof. Tapi olah-olah juga puenting.... Tidak olah raga bisa berdampak gemuk... tidak olah-olah bisa berdampak kurus. He...he...he. ok. aku suka tulisan Bu Prof.

Anonim

Haha....
Betul juga....
Thanks komentarnya ya....

Luthfiyah N

Posting Komentar

Silakan tulis tanggapan Anda di sini, dan terima kasih atas atensi Anda...