Hari ini, Minggu, 26 Januari 2013, secara serentak, dilaksanakan Ujian Tulis Nasional (UTN) PPG SM-3T angkatan I. UTN secara online ini dilaksanakan di 12 LPTK penyelenggara PPG SM-3T, yaitu di UNG, UNM, Unimed, UNP, UNJ, UPI, UNY, Unnes, Unesa, UM, dan Undiksha.
Peserta UTN adalah mahasiswa PPG SM-3T program studi nonPGSD-PAUD. Mereka adalah para sarjana pendidikan yang telah melaksanakan pengabdian setahun di daerah Terdepan, Terluar dan Tertinggal (3T), yang kemudian memperoleh penghargaan untuk mengikuti PPG.
Untuk program studi PGSD dan PAUD, UTN sudah dilaksanakan pada bulan Agustus 2013 yang lalu. Mereka menempuh UTN lebih dulu karena pelaksanaan PPG mereka hanya satu semester. Saat ini, bagi mereka yang sudah lulus, sudah mengantongi sertifikat sebagai guru profesional. Sesuai dengan Permendikbud Nomor 87 Tahun 2013, para lulusan ini berhak menyandang sebutan Gr, sebutan bagi guru profesional yang telah lulus PPG.
UTN saat ini diikuti oleh 2184 mahasiswa PPG seluruh Indonesia. Jumlah tersebut sudah termasuk 125 peserta dari prodi PGSD dan PAUD yang akan mengikuti UTN ulangan, karena mereka belum lulus pada UTN yang lalu. Khusus di Unesa, jumlah peserta UTN sebanyak 232 mahasiswa, termasuk 6 peserta dari prodi PGSD-PAUD yang mengulang.
UTN di Unesa dilaksanakan di Laboratorium Komputer Jurusan Elektro FT dan di Unit Layanan Komputer (Ulakom) FMIPA. Ujian dilaksanakan dalam tiga gelombang, yaitu pukul 08.00-09.30, 10.00-11.30, dan pukul 13.00-14.30. Selain pengelola PPG beserta staf dan tim ahli, kapuskom dan staf beserta pengelola Ulakom FMIPA juga terlibat sepenuhnya dalam pelaksanaan UTN.
Saat ini, PPG dinilai sebagai benteng pertahanan terakhir LPTK sebagai lembaga penghasil guru. Setelah berbagai upaya, termasuk sertifikasi dengan portofolio dan PLPG, masih belum menunjukkan hasil yang signifikan terhadap peningkatan kompetensi guru, PPG diharapkan mampu menjadi tumpuan harapan.
Dengan komitmen seperti itu, maka input, proses dan output PPG diupayakan sebaik mungkin, terjaga mutunya. Direktur Pendidik dan Tenaga Kependidikan (Diktendik Dikti), Prof. Dr. Supriadi Rustad, dan Tim MBMI (Maju Bersama Mencerdaskan Indonesia) Dikti, beserta pengelola PPG di seluruh LPTK penyelenggara PPG SM-3T bersepakat, bahkan mahasiswa PPG 'boleh tidak lulus'. Artinya, meski tetap diberikan kesempatan mengulang UTN bagi para mahasiswa yang belum lulus, namun bila hasilnya tetap tidak memenuhi standar (dengan passing grade 50), maka yang bersangkutan tetap tidak bisa lulus, dan dengan sendirinya tidak berhak memperoleh sertifikat sebagai guru profesional.
Semoga PPG benar-benar bisa melahirkan para guru profesional, guru yang mampu mengantarkan pendidikan di Tanah Air ini menuju kejayaannya. Semoga.
Surabaya, 26 Januari 2013
Wassalam,
LN
6 komentar
Pernyataan Sikap,
Ikatan Alumni PPG SM-3T Universitas Negeri Medan
(IKA PPG SM-3T UNIMED)
Program SM3T dan PPG yang telah berlangsung selama dua tahun telah memberikan banyak sumbangsih dan pengorbanan pada dunia pendidikan Indonesia, terkhusus perbaikan pendidikan di daerah Terdepan Terluar dan Tertinggal (3T). Dalam perjalanannya telah banyak pengorbanan yang dilakukan oleh peserta, dari tinggal di daerah
pedalaman tanpa sinyal, listrik, jalan yang rusak hingga kultur masyarakat yang berbeda dari asal mereka. Bahkan beberapa peserta SM3T telah gugur dalam pengabdiaannya di tempat penugasan.
Kerja keras yang penuh keikhlasan
ini pun terbalas dengan program beasiswa PPG yang dijanjikan kepada peserta SM3T pasca masa
tugas mereka dengan harapan akan memberikan perbaikan bagi
kesejahteraan hidup peserta pasca
pengabdian di daerah 3T. Seiring
bergulirnya program PPG yang
disenggarakan di dua belas LPTK,
peserta SM3T telah dimatangkan
pada kompetensi pedagogik dan
kepribadian, setelah sebelumnya
ditempah kompetensi profesional
dan sosialnya di daerah 3T.
Sebagai penutup program PPG SM-3T tahun 2013-2014, pada tanggal 26 Januari 2014 dan 2 Februari 2014 telah diselanggarakan Ujian Tulis Nasional (UTN) yang diselanggarakan serentak di dua belas LPTK. Beberapa peserta dinyatakan lulus namun tidak sedikit yang masih belum memperoleh kelulusan. Perkembangan yang terjadi selama program SM-3T dan Pendidikan Profesi Guru (PPG) yang telah berjalan lebih dari dua tahun telah menciptakan banyak dinamika, walaupun secara keseluruhan program ini sangat baik, namun masih terlihat beberapa kekurangan terutama pada kurikulum Pendidikan Profesi Guru. Selama
proses pendidikan peserta SM3T
sama sekali tidak diberikan penguatan keilmuan sesuai dengan konsentrasi keilmuan mereka masing-masing. Malahan selama proses workshop dosen tidak
diperbolehkan memberikan materi.
Namun pada akhir program, Ujian
Tulis Nasional yang dilaksanakan
justru seratus persen menguji kompetensi keilmuan peserta. Hal ini mengakibatkan banyak peserta
yang tidak siap menghadapi UTN
tersebut, apalagi peserta PPG SM-3T
2013-2014 merupakan angkatan pertama pada program rintisan ini.
Selain permasalah UTN, sertifikasi
pun menjadi permasalahan yang
tidak dapat dipisahkan. Pada awal
perekrutan SM-3T peserta sangat
berharap pasca PPG mereka akan
memperoleh sertifikat dan tunjangan sertifikasi. Sehingga kesejahteraan peserta dapat terjamin walaupun mungkin kami harus mengabdi di sekolah swasta yang sebagian besar hanya mampu memberikan pesangon yang relatif minim. Namun harapan ini berbenturan dengan regulasi yang mengharuskan pengaktifan sertifikat pendidik disertai dengan kepemilikan NUPTK. Walaupun beberapa peserta telah memiliki NUPTK, namun sebagian besar peserta masih belum memilikinya.
Berdasarkan semua realitas diatas,
maka kami Ikatan Alumni PPG SM-3T Univesrsitas Negeri Medan (IKA PPG SM-3T UNIMED) meminta kepada Dirjen Dikti untuk
mempertimbangkan beberapa hal berikut dalam merumuskan keputusan akhir mengenani PPG SM-3T tahun 2013-2014:
1. Ketidaklulusan peserta PPG SM-3T pada UTN tidak menghilangkan hak mereka untuk memperoleh pendidik. Dalam hal ini IKA PPG SM-3T UNIMED mengharapkan agar UTN ulang tetap diadakan hingga peserta dinyatakan lulus. Mengingat ada empat kompetensi yang harus dimiliki oleh guru profesioal, seyogianya keempat penilaian itu berjalan bersamaan. Kami mendukung UTN tetapi bukan penentu sertifikasi pendidik.
2) Mengkaji ulang masalah soal yang tidak valid, reliable, dan tingkat kesukaran soal yang terlalu tinggi pada beberapa program studi. Berdasarkan fenomena yang kami alami pada Ujian Tulis Nasional beberapa soal program studi memiliki tingkat kesukaran yang terlalu tinggi dan tidak sama antara satu program studi dengan program studi lainnya. Hal ini terbukti pada bidang studi fisika yang hanya meluluskan lima orang di seluruh Indonesia. Demikian juga prodi Matematika, PJKR, dan Bahasa Inggris yang memiliki fenomena yang hampir sama.
3) Meminta kepada pemangku kepentingan untuk mengaktifkan sertifikat pendidik yang diterima peserta PPG. Sehingga bisa langsung mendapatkan tunjangan profesional setelah kami mengajar dengan 24 jam pelajaran dan memperoleh SK mengajar dari sekolah. Maka kami mengharapkan pemangku kepentingan untuk memberikan NUPTK atau jalur khusus bagi SARJANA MENDIDIK. Mengingat fenomena yang terjadi di daerah, sangat sulit untuk memperoleh NUPTK dari dinas pendidikan daerah ditambah lagi banyak “raja-raja kecil” yang kurang mendukung. Kami berharap masa tugas mengajar (mengabdi) selama satu tahun di daerah dan tugas belajar selama satu tahun di LPTK yang telah dilalui peserta dapat menjadi pertimbangan logis bagi pemangku kepentingan untuk memberikan NUPTK kepada peserta PPG SM-3T se-Indonesia, sesuai dengan syarat pengurusannya (masa kerja dua
tahun).
4) IKA PPG SM-3T Unimed meminta agar perwakilan peserta PPG SM-3T setiap LPTK juga ikut dilibatkan dalam rapat pengambilan kebijakan terkait penentuan hasil akhir Program Pendidikan Profesi Sarjana Mendidik di daerah 3T (PPG SM-3T).
Demikian pernyataan sikap ini kami sampaikan, IKA PPG SM-3T Unimed berharap apa yang kami sampaikan dapat menjadi pertimbangan bagi para pemangku kepentingan dalam merumuskan keputusan akhir bagi kelulusan dan sertifikasi pendidik pada program PPG SM-3T tahun 2013-2014.
IKATAN ALUMNI PENDIDIKAN PROFESI GURU SM-3T UNIMED
(IKA PPG SM-3T UNIMED)
Medan, 3 Februari 2014
Sekretaris Kordinator
(Taufik Hariko, S.Pd & Rudi Hartono Saragih, S.Pd)
SM3T hanya ditentukan UTN selama 2th yg ikut SM3T sia2 karena hanya ditentukan lewat UTN.yg membuat keputusan belum tentu bisa lulus dlm pengerjaan UTN.
Rata2 yg tidak lulus ppg itu bukan alumni yg menyelenggarakan sm3t/ lptk yg tidak lulus itu yg S1 nya tidak kuliah di lptk yg menyelenggarakan sm3t,apa mereka dijadikan korban para diktator penguasa.
sebaiknya hapuskan saja PPG. SM3T bukanlah panggilan jiwa untuk mendidik, melainkan keterpaksaan karena gelar S.Pd sudah dimarjinalkan, iming2 PPG dengan gelar Gr. agar gelar sarjana S.Pd berguna, ternyata PPG tidak lulus dan gelar Gr. tak didapat. Dua tahun waktu terbuang sia2, dan kini kembali menjadi sarjana tanpa arti (S.Pd non Gr.).
sebaiknya hapuskan saja PPG. SM3T bukanlah panggilan jiwa untuk mendidik, melainkan keterpaksaan karena gelar S.Pd sudah dimarjinalkan, iming2 PPG dengan gelar Gr. agar gelar sarjana S.Pd berguna, ternyata PPG tidak lulus dan gelar Gr. tak didapat. Dua tahun waktu terbuang sia2, dan kini kembali menjadi sarjana tanpa arti (S.Pd non Gr.).
Posting Komentar
Silakan tulis tanggapan Anda di sini, dan terima kasih atas atensi Anda...