Pages

Minggu, 05 Februari 2012

Mauidhoh Gus Mus dalam Pernikahan Adik Misanku

Siang ini saya dan mas Ayik lagi menghadiri acara pernikahan adik misan saya, Ahmad Zaky. Dia putra pertama paklik saya, Kyai Muhammad Makin Shoimuri (kami memanggilnya Lik Makin). Pak lik saya ini tinggal di Rembang, sekompleks dengan rumah Kyai Cholil Bisri (kami memanggilnya Lik Ying) dan adiknya, Kyai Mutofa Bisri (kami memanggilnya Lik Mus, kadang-kadang Gus Mus).

Acara seperti ini selalu kami manfaatkan sekaligus untuk bersilaturahim dan bereuni dengan keluarga yang lain, yang jarang sekali bisa ketemu. Ibu saya datang dari Tuban, bareng dengan rombongan keluarga pengantin dari Rembang. Ada keluarga dari Sidoarjo, adik-adik misan saya juga, yang bapak-ibunya 'kapundhut' menjadi kurban terowongan Mina ketika musin haji tahun 1990 yang lalu. Dia datang dengan tiga anaknya yang masih kecil-kecil, lucu-lucu. 

Namun karena yang kagungan kerso adalah keluarga pengantin perempuan (adik misanku laki-laki), maka keluarga besar kami yang datang tidak terlalu banyak. Mungkin ketika ngunduh mantu di Rembang nanti para keluarga besar akan hadir lebih banyak.

Yang mewakili menyerahkan pengantin pria dari keluarga Rembang adalah adik misanku, putra pertama Lik Ying. Pembawa acara menyebutnya Kyai Haji Yahya Staquf (kami memanggilnya dik Yahya). Sedangkan yang memberi mauidhotul hasanah adalah Gus Mus. Kayaknya beliau ditembak di tempat, karena sebelumnyan, pembawa acara menyebut Kyai Syairozi yang akan memberikan mauidhoh. Jadinya Gus Mus sempat 'tolah-toleh'.

Dasar Gus Mus. Seperti biasa, dengan gayanya yang kocak, logatnya yang medok 'Rembang-an', beliau membuat mempelai tersipu-sipu malu dan para undangan tertawa terpingkal-pingkal. Salah satu kalimatnya yang sederhana namun dalam maknanya: 'apik karo bojo ki gampang, ning apik terus, angel. Apik karo dulur iku gampang, ning apik terus, angel. Ngaji ki gampang, ning ngaji terus ki angel....'

'Nadhifah, kowe kudu nutupi aurote masmu Kiki. Ojo mbok kandak-kandakne koncomu, mas Kiki iku masio imut, lek turu ngorok buwanter.... Kowe yo semono ugo, Ki. Kowe kudu iso nutupi aurote Nadhifah; Ojo mbok kandak-kandakne koncomu, Nadhifah ki masio ayu, ning ngentutan.....

Semoga bahagia dan langgeng selamanya. Amin...
Minggu, 5 Februari 2012
Wassalam,
LN

0 komentar

Posting Komentar

Silakan tulis tanggapan Anda di sini, dan terima kasih atas atensi Anda...